RASA ngilu kerap muncul akibat gigi sensitif, tapi tetap saja gangguan ini sering diabaikan. Padahal, untuk menanganinya bisa dilakukan dengan cara yang sederhana.
Menurut hasil riset Pepsodent Sensitive Expert yang bekerja sama dengan lembaga riset Synovate dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran pada 2009, sekitar 65 persen penduduk Indonesia mengalami gigi sensitif. Riset ini dilakukan terhadap 1.045 orang berusia antara 15 hingga 64 tahun dan berasal dari berbagai golongan ekonomi di empat kota besar Indonesia (Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya)
“Lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia menyadari bahwa mereka memiliki gigi sensitif, tapi tidak melakukan tindak lanjut guna mengatasi gigi sensitif,” sebut Varina Merdekawaty, Brand Manager Pepsodent Sensitive Expert, dalam acara peluncuran “Pepsodent Sensitive Expert”, beberapa waktu lalu.
Hal yang sama juga diutarakan Drg Hari Sunarto Sp Perio (K), staf pengajar di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia. Saat ini masyarakat Indonesia memang banyak yang mengalami masalah tersebut. Walaupun lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia menyadari memiliki gigi sensitif, mereka tidak melakukan tindak lanjut guna mengatasinya.
Banyak juga yang menganggap masalah kesehatan gigi yang mengganggu hanya sebatas pada gigi berlubang, karang gigi, dan keluhan karena perawatan estetika gigi (kawat gigi), bukan gigi sensitif yang lebih sering diabaikan. “Gigi sensitif ini memiliki penyebab yang beragam. Namun, yang paling utama menyebabkan gigi sensitif adalah terbukanya saluran-saluran kecil pada dentin gigi yang sering disebut dengan tubuli,” katanya.
Banyak orang salah persepsi mengenai penyebab gigi sensitif. Biasanya, mereka menyalahkan makanan panas, dingin, asam,dan manis sebagai pelakunya. Namun, itu salah karena semua makanan tersebut hanya pemicu. Sementara, penyebabnya adalah terbukanya saluran-saluran kecil pada dentin gigi yang sering disebut dengan tubuli.
Tubula dentinyang terbuka dan terkena rangsang itulah yang menghasilkan rasa ngilu pada gigi sehingga mengubah arah pergerakan cairan di dalam tubula dentinyang meneruskan ke sensor saraf. Karena adanya gigi sensitif tersebut, 1 dari 3 orang menderita ngilu karena hipersensitivitas dentin. Sementara, bagian gigi yang paling rentan mengalami sensitivitas adalah gigi taring, geraham kecil, dan geraham. Selain itu, gigi bagian sebelah kiri lebih sering merasakan ngilu dibandingkan sebelah kanan.
“Karena rasa ngilu yang tajam itulah yang membuat banyak masyarakat akhirnya takut mengonsumsi makanan favorit,” ucapnya.
Ngilu karena gigi sensitif berlangsung lebih singkat, tetapi intensitasnya tajam dan berulang tiap kali gigi terkena rangsangan. Untuk menghindari terjadinya ngilu akibat gigi sensitif, ada beberapa cara, satu di antaranya dengan memilih pasta gigi yang benar. Pilih pasta gigi khusus untuk gigi sensitif yang optimal dalam mengurangi rasa ngilu karena gigi sensitif dalam 30 detik dan melindungi lebih lama. Pasta gigi yang dimaksud mengandung bahan, seperti hydroxyapatite (HAP) mineral, potassium citrate, zinc citrate, dan fluoride.
Selain pemilihan pasta gigi, pilih juga sikat yang sesuai dengan kebutuhan dan lakukan sikat gigi secara teratur dengan cara yang benar serta tetap harus rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. “Gosok gigi dengan benar, yaitu gerakkan sikat gigi pada mulut secara sirkuler dan pilih sikat gigi berbulu lembut guna menghilangkan plak di gigi,” kata mantan Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini.
Jangan lupa untuk mengontrol gigi secara rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Hal itu untuk memastikan keluhan ngilu karena gigi sensitif timbul bukan akibat dari gigi yang berlubang.
0 comments:
Posting Komentar
Budayakan Komentar ^^ :)